Griya Maulana Fathrid dari Prodi PGSD angkatan 2016 terpilih menjadi Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Presma Umtas) dengan wakil Andri Anespa dari prodi S1 Ilmu Keperawatan 2016, Sabtu (29/5). Ketua MPM adalah Muhammad Fauzi Ridwan dari Prodi Bimbingan dan Konseling.
Menurut Yana Mulyana, S. Kom., Bagian Kemahasiswaan Umtas, Ketua MPM dan Presiden Mahasiswa Umtas dipilih pada 27 Mei 2019 melalui Pemira (Pemilu Raya). “KPUM dibentuk oleh MPM dan bertanggungjawab untuk melaukan Pemira di Umtas. Namun, karena kurangnya sosialisasi, hanya sedikit mahasiswa yang nyoblos. Kami memanggil perwakilan seluruh ormawa untuk bermusyawarah membahas hasil pemira. Disepakati untuk dibuat sebuah Forum Musyawarah Mahasiswa, dimana mereka diberi tugas dan wewenang untuk membahas penetapan Ketua MPM dan Presiden Mahasiswa. Akhirnya, pemilihan diadakan kembali akan tetapi mekanismenya diubah sesuai kesepakatan forum, yaitu presiden dipilih berdasarkan musyawarah seluruh ormawa,” ungkapnya.
Forum Musyawarah Mahasiswa tersebut terdiri dari perwakilan seluruh ormawa tingkat fakultas dan prodi. Mereka mengadakan beberapa kali rapat dengan dibimbing langsung oleh Nuraziz Ajhar Rahmat, S. Kep., Ners., Presiden Mahasiswa Umtas periode 2016/2017 sekaligus perpanjangan tangan dari Bagian Kemahasiswaan Umtas.
“Sabtu kemarin puncaknya, mereka mengadakan kegiatan, diadakan pemira oleh forum mahasiswa tersebut. Mereka juga mengundang WR 1 untuk membuka acara sekaligus memberikan sambutan, dan alhamdulillah responnya baik,” sambungnya.
Ketua MPM dan Presiden Mahasiswa terpilih diberi kesempatan sampai 10 Juli 2019 guna rekrutmen anggota untuk kemudian MPM dilantik oleh rektor maksimal 15 Juli 2019, dan BEM dilantik oleh MPM. Semua serba cepat karena MPK2 (Masa Pengenalan Kehidupan Kampus) sudah di depan mata. Selain itu, Bagian Kemahasiswaan Umtas ingin ormawa Umtas “hidup” dengan berbagai macam kegiatan.
“Ke depannya, berbagai kegiatan mahasiswa seperti PKM, Pilmapres, Debat, akan diserahkan ke mahasiswa. Oleh karena itu, kami akan melakukan rapat bersama membahas program kerja dengan ormawa dan Ortom tingkat universitas, sehingga proker yang kita kerjakan dan mereka kerjakan itu bisa sinkron,” jelasnya.
Selain itu, rapat tersebut juga bertujuan untuk transparansi dana kemahasiswaan. Karena, menurutnya, selama ini banyak dzon terkait keuangan. Mengapa? Karena selama ini RAB tidak dibuat langsung oleh mahasiswa tapi dilakukan oleh kampus, sehingga sering kali anggaran yang dibuat oleh mahasiswa dalam proposal pengajuan mereka berbeda dengan realitas yang dikeluarkan oleh kampus.
Ketika ditemui, Griya, Presma terpilih, menyampaikan bahwa ada beberapa hal menurutnya yang harus diperbaiki di tubuh kemahasiswaan Umtas, diantaranya kenyamanan berorganisasi yang meliputi keberadaan sekretariat dan sistem keuangan yang belum teratur. Kemudian kurangnya kegiatan yang variatif sehingga daya tariknya renda. Hal ini berimbas pada proses kaderisasi, dan juga perlunya dukungan yang penuh dari pihak kampus. “Jika perlu Umtas harus ada WR III,” tegasnya.
Fauzi, Ketua MPM terpilih, menambahkan pentingnya mahasiswa Umtas untuk bergabung di MPM. “MPM adalah representasi mahasiswa yang mengetahui dan merasakan situasi dan kondisi di dalam tubuh mahasiswa itu sendiri. Ia tahu apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa, sehingga ia dapat buatkan regulasinya, untuk kemudian diberikan kepada eksekutif (BEM) untuk dieksekusi melalui program kerjanya,” paparnya.
Ia berharap, ke depannya ormawa Umtas secara umum dapat lebih sinergis dalam menjalin hubungan dengan meningkat komunikasi dan koordinasinya yang sesuai dengan regulasi dan prosedur, sehingga dapat mencapai tujuan bersama. Griya menambahkan, ketika ormawa Umtas telah bermitra, maka selain mengkritisi, mereka juga akan mampu memberikan solusi atas permasalahan kemahasiswaan yang ada di kampus. [nu]