Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) memasuki babak baru pada periode empat tahun kedua. Hal ini ditandai dengan adanya pelantikan para pejabat baru sebagai tanda bergantinya kepemimpinan. Para pejabat yang dilantik diantaranya adalah Badan Pembina Harian (BPH), Wakil Rektor 1 dan 2, dan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Dekan Fakultas Teknik (FT). Pelantikan yang dilangsungkan di Aula FIKes pada Sabtu (27/7) kemarin dihadiri oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, PWM Jabar, PDM Kota Tasikmalaya, pimpinan Ortom dan AUM di lingkungan kota Tasikmalaya, para pejabat lama dan sivitas akademika Umtas.
BPH Umtas diketuai oleh Dr. Cecep Bagja Gunawan, SH., S. Sos., M. Si., MH., mantan Kakanwil BPN Jabar. Posisi sekretaris dijabat oleh Drs. Nana Setialaksana, M. Pd., dan bendahara oleh Dr. Yusuf Abdullah, SE., MM. Sebagai Anggota ada H. Rahmat Badrudin, Ketua Asosiasi Teh se-Dunia, H. Dadang Syaripudin, MA., dari PWM Jabar, Drs. H. Kosasih Natawijaya, Drs. H. Syarif Hidayat, M. Si., Ketua PDM Kota Tasikmalaya.
Kemudian, Rektor 1 dijabat oleh Hj. Nia Restiana, M. Kep., Ns., Sp. Kep. J., menggantikan Neni Nuraeni, M. Kep., Ns. Sp. Kep. Mat. Wakil Rektor 2 dijabat oleh Oni Sahroni, S. Sos., M. Si., menggantikan Dr. Yusuf Abdullah, SE., MM.
Dekan FIKes dijabat oleh Sri Mulyanti, M. Kep., menggantikan Saryomo, M. Si.. Dekan FKIP dijabat oleh Sunanih, M. Pd., menggantikan Drs. Momor Sophandi, MM. Dekan FT dijabat oleh Drs. Ir. Waspada Kurniadi, M. Sc., menggantikan Drs. H. Khaerulkin, MM.
Dalam sambutannya, Rektor Umtas, Dr. Ahmad Qonit AD, MA., menyampaikan terima kasih atas empat tahun pertama yang berjalan dengan sangat baik berkat kerja sama para pejabat sebelumnya. “8 dari 13 prodi di Umtas mendapatkan nilai akreditasi B. Empat diantaranya mendapatkan nilai B pada akreditasi pertama, dan belum ada lulusan. Ini adalah capaian yang luar biasa. Dosen-dosen juga sangat aktif dengan banyaknya penelitian dan juga artikel yang dimuat di jurnal nasional maupun internasional,” paparnya.
Dengan adanya pejabat baru ini, ia berharap semuanya bisa kompak dan disiplin sesuai dengan job description masing-masing. Sehingga kedepannya Umtas bukan merangkak, melainkan berlari menjadi universitas yang unggul dalam segala bidang.
Pada kesempatan tersebut, Rektor memperkenalkan H. Rachmat Badrudin kepada hadirin. Sebagai seorang pengusaha sukses yang sekarang didaulat menjadi Ketua Asosiasi Petani Teh Dunia, sebenarnya ia berasal dari keluarga muhammadiyah. Ayahnya adalah sesepuh pesantren muhammadiyah Tegallega Bandung.
“Hadirnya beliau di tengah-tengah kita merupakan angin segar bagi kita. Jika biasanya kita selalu berpikiran linear dalam kerangka berpikir seorang pendidik, maka hadirnya pengusaha dengan ilmu dan pengalaman yang tak lagi diragukan, akan membuat Umtas memandang dari perspektif lain sehingga Umtas dapat makin cepat melesat,” ujarnya.
Dr. Muhammad Samsudin yang mewakili Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah mengucapkan selamat kepada para pejabat lama yang telah mengantarkam Umtas hingga pencapaian sekarang ini, dan selamat menerjemahkan kontrak kinerja rektor kepada pejabat baru.
Dari 167 PTM seluruh Indonesia, beberapa PTM muda lebih maju dari pada yang lebih senior. Hal ini menurutnya dikarenakan jaringan muhammadiyah yang luas. “Mereka menggunakan manajemen katak. Jika ingin jauh, ya, melompat. Jadi, yang paling penting yang harus diubah di PTM adalah kulturnya. Ubah kultur lama dengan kultur baru,” paparnya.
Ia juga menyampaikan, semakin baik manajemen sebuah PTM, semakin tinggi animo masyarakat untuk datang dan belajar di sana. “PTM sebagai bagian dari persyarikatan tak terlepas dari misi dakwah. Nah, menjadi PTM yang unggul adalah dakwah yang paling mudah. Mereka mendatangi kita, membayar ke kita, untuk kita ceramahi. Namun tak ada PTM yang tumbuh langsung besar seperti President University. Semua PTM tumbuh dari kecil, istilah saya ecek-ecek. Tetapi, karena ia tumbuh dari kecil itulah yang membuat akarnya kuat,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan amanat PP Muhammadiyah, yaitu: pertama, sebuah PTM harus terus tumbuh dan berkembang (grow) secara fisik maupun non fisik. Kedua, PTM harus ada perubahan (change) menuju yang lebih baik. Ketiga, PTM harus berkelanjutan (sustainability) dengan berbagai tantangan yang makin besar di masa depan.
Terakhir, ia berpesan tugas sebesar apapun tak akan bernilai jika spiritnya tidak untuk ibadah kepada Allah. Oleh karena itu, tugas utama kader muhammadiyah agar dapat mengemban amanah dengan baik adalah: memaknai kembali ideologi muhammadiyah. [nu]