REKTOR UMTAS: PEMIMPIN ADALAH PROBLEM SOLVER

Rektor Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Dr. Ahmad Qonit AD, M.A.,  menyatakan kebahagiaan atas dilantiknya MPM dan BEM Umtas, Jumat (19/7). Sebagai pemberi sambutan pamungkas, ia mengaku bahagia mendengarkan sambutan-sambutan yang disampaikan Presma lama dan baru serta Ketua MPM lama dan baru yang menurutnya sungguh luar biasa. Lalu ia mengawali sambutan dengan mendoakan agar kepengurusan dua organisasi tersebut menjadi yang terbaik pada masanya. 

 

“Para pemimpin yang baru saja dilantik sejatinya sedang menjalani proses aktualisasi diri menjadi khallifatullah fil ardl. Menjadi pemimpin tak harus menjadi ketua. Sebagaimana hadits Nabi kullukum ro’in wa kulum masuulun an ro’iyatihi. Kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Tubuh kita adalah satuan organ-organ. Yang jika tidak di-manage maka akan salah urus,” ungkapnya.

 

Self management menurutnya adalah hal yang sangat penting. Banyak orang pintar yang tidak bisa me-manage diri. Karakternya tidak kuat. Di masa depan, ia tidak akan pernah sampai pada potensi maksimalnya. 

 

Ia juga menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin bertugas bukan untuk menampung masalah melainkan menyelesaikan masalah. Pemimpin adalah problem solver, penyedia solusi terhadap berbagai soal yang ada di hadapannya.

 

“Presiden mahasiswa yang baru dilantik tadi mengakhiri sambutannya dengan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah. Memang seperti itulah harapan saya. Para pemimpin ini harus selalu menjadi yang terdepan, termasuk dalam shaf shalat berjamaah. Ini salah satu standar unggul mahasiswa muhammadiyah,” tegasnya. 

 

Sebagai garda terdepan mahasiswa muhammadiyah, para pemangku jabatan mahasiswa ini harus selalu menerapkan standar unggul. Melakukan hal sekecil apapun dengan standar terbaik. Agar berkualitas dan bernilai baik di mata Allah. 

 

“Selain sholatnya harus nomor satu, pemimpin para mahasiswa ini juga harus menomorsatukan prestasi akademik. Aktivis yang rajin ke masjid dengan IPK bagus. Ramaikan PKM. Raih berbagai prestasi. Dan ini keywords-nya adalah kreativitas dan inovasi. Yang hanya dapat muncul dari jiwa-jiwa yang bebas. Untuk itu, kami tidak akan mengekang. Berdekat-dekatlah dengan kami. Kami akan support, selama demi kebaikan kampus dan persyarikatan,” paparnya. 

 

Ia mengakhiri sambutan dengan mengenang masa menjadi mahasiswa adalah masa terindah. Masa aktualisasi segala potensi diri. Masa yang menjadi penentu awal kesuksesan diri. “Selamat berlatih memberi solusi terhadap setiap permasalahan yang ada,” pungkasnya. [nu]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *