SEMANGAT BARU GERAKAN MAHASISWA UMTAS

Jumat, 17 Dzulqa’dah 1440 H/19 Juli 2019 M dilaksanakan pelantikan MPM dan BEM Umtas periode 2019-2020. Kegiatan yang diselenggarakan di Grha Umtas tersebut dihadiri oleh Rektor Umtas beserta jajaran, BPH, dekanat, organisasi mahasiswa internal Umtas tingkat universitas hingga prodi, organisasi otonom tingkat Umtas, serta aliansi BEM Tasikmalaya.

Prosesi pelantikan dua organisasi mahasiswa ini meresmikan Muhammadi Fauzi Ridwan (BK 2016) sebagai Ketua MPM Umtas dan Griya Maulana Fathrid (PGSD 2016) sebagai Presiden Mahasiswa Umtas. Prosesi pelantikan keduanya diawali dengan pembacaan ikrar lalu dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara dan diakhiri dengan serah terima jabatan dari ketua lama ke ketua baru. Yang membedakan adalah, MPM dilantik oleh WR I, Nia Restiana, M. Kep., Ns., Sp. Kep. J., sedangkan BEM dilantik oleh ketua MPM, Muhammad Fauzi Ridwan.

Asri Insani Rahayu dalam sambutannya mewakili Kabinet Bersinergi BEM Umtas periode 2018/2019 menyampaikan selamat atas dilantiknya badan legislatif dan badan eksekutif baru di Umtas. “Pesan saya, mengutip Ayahanda Rektor, bahwa seluruh mahasiswa Umtas menyandang gelar mahasiswa Muhammadiyah. Termasuk ormawanya adalah ormawa muhammadiyah. Maka, sudah seharusnya setiap tindakan kita berlandaskan muhammadiyah,” ungkapnya.

Griya, Presma yang baru dilantik, menambahkan bahwa sebagai presiden mahasiswa Umtas yang terpilih atas dasar musyawarah dengan seluruh ormawa, ia menamakan kabinetnya sebagai Kabinet Asy-Syuro. “Surat ke-42 dalam Al-Qur’an kami pilih sebagai nama cabinet kami. Hal ini dilandasi fenomena pemilihan Presma yang, sebagaimana kita ketahui bersama, penuh dengan dinamika. Oleh karena itu, kami berkomitmen mewujudkan organisasi sebagai mitra solusi dan mitra kritis mahasiswa. Silakan diskusikan semua permasalahan mahasiswa dengan kami, dan kami akan berikan pelayanan terbaik. Sebagaimana kereta api eksekutif dengan biaya yang mahal dan pelayanan prima, kami siap membayar mahal ke kampus sekaligus memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa Umtas,” ujarnya sembari berkelakar yang disambut ramai tepuk tangan para hadirin.

Ia juga menekankan, bahwa Umtas sebagai kampus pencetak kader bangsa dan kader persyarikatan harus memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk berekspresi. “Mahasiswa bukan boneka, kita tidak bisa diseragamkan. Tiap prodi memiliki ciri khas masing-masing. Mereka PeDe menggunakan seragam prodi sebagai identitasnya. Walau begitu, hendaknya seluruh mahasiswa Umtas harus PeDe menggunakan jas almamater biru tua ini,”tegasnya.

Membenarkan ucapan Griya, Fauzi menegaskan bahwa kolaborasi antar ormawa adalah sebuah keniscayaan. “Momentum ini adalah semangat baru bagi kita untuk menggerakkan kembali pergerakan mahasiswa Umtas. Masalah seterjal apapun hendaknya tidak kita sikapi sebagai hambatan melainkan tantangan. Semua itu akan kita lalui jika kita bersilaturahmi dan berkolaborasi,” katanya. Ia mengakhiri sambutan dengan menekankan kepada seluruh mahasiswa yang hadir agar jangan tanya apa yang Umtas beri untuk mahasiswa, tetapi tanyakan apa yang mahasiswa beri untuk Umtas. [nu]

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *